Laman

Rabu, 21 November 2012

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN LAMBANG UNSUR DAN RUMUS KIMIA DI KELAS VIII SMP SWASTA NUR AZIZI TANJUNG MORAWA

 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN LAMBANG UNSUR 
DAN RUMUS KIMIA DI KELAS VIII SMP SWASTA NUR AZIZI
TANJUNG MORAWA



Suyit Ratno ( 8116142019)
suyitratno@yahoo.com

Program Studi Pendidikan Kimia
Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan



ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan Lambang Unsur dan Rumus Kimia. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa tahun Ajaran 2007/2008. Sampel penelitian ini diambil 2 kelas dari 4 kelas yang ditentukan secara acak dan dibagi menjadi dua kelas yaitu sebagai kelas eksperimen dengan  model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol dengan metode konvensional. Instrumen menggunakan tes yang terlebih dahulu di validasi. Nilai rata-rata pre tes dan pos tes kelas eksperimen berturut-turut adalah (3,30 ± 0,79) dan (7,30 ± 1,05) dan nilai rata-rata pre tes dan pos tes kelas kontrol berturut-turut adalah (3,72 ± 1,09) dan (6,18 ± 1,23). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (54,79%) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional (39,81%) pada pokok bahasan lambang unsur dan rumus kimia di kelas VIII SMP Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa.

Kata Kunci : Hasil Belajar Kimia, Kooperatif Tipe Jigsaw, Lambang Unsur Dan Rumus Kimia


Pendahuluan Dan Studi Pustaka
       Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran (http://artikel.us/art05-65.html). Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan , yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik (siswa) dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik (guru).
          Atmadi (2002:9) mengatakan bahwa rendahnya mutu pendidikan khususnya pada pelajaran IPA disebabkan oleh beberapa faktor dan diantaranya adalah faktor rendahnya mutu guru. Guru harus dapat memberikan materi pelajaran dengan benar kepada siswa dengan menguasai materi pelajaran dan mampu menguasai keadaan kelas sehingga dapat menarik minat siswa untuk belajar. Guru harus dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar menjadi lebih menarik sehingga guru perlu mengajar dengan interaktif dan berusaha agar antara siswa dan guru terjadi interaksi yang baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
     Nurhadi (2004 : 112) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan model belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam hal ini model pembelajaran kooperatif yang digunakan oleh penulis adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Lie, A (2004 : 68) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
     Penulis dalam hal ini tertarik dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Guru dapat mengefisienkan waktu belajar karena bertindak sebagai fasilitator sehingga pokok bahasan yang akan diajarkan dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
        Dari uraian di atas tampak bahwa ada peranan positif model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam membantu proses belajar mengajar yang tentunya akan berimplikasi pada meningkatnya hasil belajar siswa. Beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain: Tambunan (2005) menemukan adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional pada pokok bahasan zat aditif pada makanan dimana hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa thitung = 2,743, ttabel = 2,00 dapat dilihat t hitung > t tabel pada alfa 0,5%, hal ini berarti menunjikan adanya perbedaan yang signifikan. Haryanto (2006) menemukan bahwa hasil belajar siswa yang diterapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang diajar dengan metode konvensional berbeda dimana diperoleh thitung =3,128 dan ttabel = 1,671 sehingga t hitung > t tabel. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
       Data nilai kimia siswa kelas VIII SMP swasta Nur Azizi tahun pelajaran 2005/2006 diperoleh nilai rata-rata sebesar 6,8 dari keseluruhan siswa yang terdiri dari empat kelas dengan standar ketuntasan belajar 6,0. Hal tersebut jika dikaitkan dengan kondisi, situasi dan sistem pengajaran di sekolah tempat penelitian ternyata memiliki keterkaitan. Dimana proses belajar mengajar di sekolah ini khususnya pada pembelajaran kimia masih bersifat konvensional. Di SMP, kimia merupakan pelajaran yang masih baru sehingga hal ini dapat dijadikan alasan untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
        Lambang unsur dan rumus kimia merupakan pokok bahasan yang ada di kelas VIII SMP untuk mata pelajaran kimia padahal pokok bahasan ini sebelumnya dibahas di kelas XI SMA. Untuk itu penulis merasa perlu adanya model pembelajaran yang tepat sehingga penyampaian materi pelajaran kepada siswa dapat lebih efektif dan efisien.
        Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar kimia Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Lambang Unsur dan Rumus Kimia Di Kelas VIII SMP Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa”
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengerjakan bagian tersebut kepada anggota yang lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota yang lain (Lie, A, 2004 : 68). Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
        Rencana model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu : Membaca : Siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan informasi. Diskusi kelompok ahli : Siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut. Diskusi kelompok : Ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya. Kuis : Siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik. Penghargaan kelompok : Penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Ilustrasinya adalah sebagai berikut : Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemidian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertermuan di kelompok ahli.


Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa, Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan agustus 2007.Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa yang berjumlah empat kelas dan total siswa adalah 160 siswa. Sampel penelitian ini ditentukan secara acak, yang diambil dari populasi sebanyak dua kelas yaitu satu kelas (25 siswa) sebagai kelas eksperimen  dan satu kelas lagi (25 siswa) sebagai kelas kontrol. Dalam melaksanakan penelitian ini ada dua variabel yaitu  variabel bebas Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan variabel terikat Hasil belajar siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar yang disusun dalam bentuk tes objektif dengan lima option jawaban yaitu a, b, c, d dan e sebanyak 30 soal. Tes hasil belajar tersebut sebelum digunakan, akan terlebih dahulu di uji cobakan pada kelas IX SMP swasta Nur Azizi Tanjung Morawa untuk menentukan validitas test, reliabilitas test, indeks kesukaran dan daya pembeda.

Hasil dan Pembahasan
       Nilai rata-rata pre tes dan pos tes kelas eksperimen berturut-turut adalah (3,30 ± 0,79) dan (7,30 ± 1,05) dan nilai rata-rata pre tes dan pos tes kelas kontrol berturut-turut adalah (3,72 ± 1,09) dan (6,18 ± 1,23). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (54,79%) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional (39,81%) pada pokok bahasan lambang unsur dan rumus kimia di kelas VIII SMP Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa

Kesimpulan dan Saran
        Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. ada perbedaan hasil belajar siswa dengan penggunaaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan lambang unsur dan rumus kimia di kelas VIII SMP swasta Nur Azizi Tanjung Morawa dibandingkan dengan cara konvensional. Memberikan masukan terhadap guru tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw  yang mengacu pada efektifitas, efisien dan memiliki daya tarik dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa, dan Memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran yang efektif kiranya dapat digunakan untuk proses pembelajaran materi yang sejenis atau untuk materi pelajaran lainnya.

Ucapan Terima Kasih
Terimakasih kepada Ibu Kepala Sekolah SMP swasta nur azizi tanjung morawa yang telah mendukung peneliti selama penelitian berlangsung.

Daftar Pustaka
Adrian, (2004), Metode Pengajaran, http://artikel.us/art05-65.html.

Ali, M, (2005), Kualitas Pendidikan Memprihatinkan, Waspada, Medan.

Apriani, (2006), Meningkatkan Hasil Belajar Kima Siswa Dengan Menerapkan  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Di Kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Morawa T.A. 2005/2006, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Arikunto, S, (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Dahlan, (1990), Model-Model Mengajar, CV Diponegoro, Bandung.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, (2004), Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian, Ditjen Diknas Depdiknas, Jakarta.

Ernawati, (1999), Pembelajaran Kooperatif Tipe Transparan, Depdiknas, Jakarta.

Hamalik, O, (2002), Perencanaan Pengajaran Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Jakarta.

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 Pertanyaan Dan Jawaban, Grasindo, Jakarta

Lie, A, (2004), Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta.

Parning, (2000), Kimia Kelas 1 SMU Tengah Tahun Pertama, Yudhistira, Jakarta.

Purba, M, (2004), Kimia SMP Untuk Kelas VIII, Erlangga, Jakarta. 

Purwanto, M, (1990), Psikologi Pendidikan, Rineka cipta Bandung.

Purwanto, (2003), Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana, (2002), Metoda Statistik, PT. Tarsito Bandung, Bandung.

Sunardi, (2005), Pelajaran IPA-Kimia Untuk SMP/MTs Kelas VII, Yrama Widia, Bandung.

Surya, M, (2004), Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Pustaka Bani Quraisy, Bandung.

Usman, H, (2003), Pengantar Statistik, Bumi Aksara, Jakarta.

Wahyuni, S, 2005, Master Kimia SMP, Erlangga, Jakarta.

Yusuf, (2007), Model Belajar Kooperatif Tipe Jigsaw, http:// www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf.




Jumat, 02 November 2012

UNSUR LOGAM

a.    Unsur logam
Unsur logam mempunyai siat-sifat umum sebagai berikut :
-    pada suhu kamar biasanya berwujud padat kecuali raksa (Hg) yang berwujud cair.
-    Mengkilap jika digosok
-    Titik leleh dan titik didihnya tinggi
-    Bersifat konduktor, yaitu penghantar listrik dan panas yang baik
-    Mudah dibentuk dengan ditempa, dipukul atau ditarik menjadi berbagai bentuk produk.

Entri Populer